Namaku Mestia, tinggal di Bali dan masih bersekolah di SMK. Jatuh hatiku pada KAHITNA terjadi saat masih SD gara-gara “menguping” Ibu saat sedang nyanyi lagu Cerita Cinta. Saat itu sih aku nggak tahu apa itu cinta, hihihi. Menginjak SMP kelas 2 baru aku bisa menghayati lagu Cerita Cinta itu (berarti sudah ngerti cinta ^^).
Ngomong-ngomong tentang lagu KAHITNA, lagu yang paling dalem banget menurutku adalah Aku, Dirimu, Dirinya. Yah, mau bagaimana lagi. Lagu itu pas banget dengan perasaanku (maaf jadi curhat). Tapi lambat laun aku merasa semua lagu KAHITNA sama dalamnya.
Aku pertama kali nonton KAHITNA pada acara di sebuah kampus swasta di Bali, 28 Januari 2017 lalu. Saat itu aku mengumpulkan uang saku sekolah selama beberapa hari. hingga akhirnya bisa membeli tiketnya. Tapi itu pun belum mulus mengantarkanku ke pertunjukkan KAHITNA. Masih ada izin dari Ibu yang harus aku upayakan.
Sejak awal aku tidak yakin akan diizinkan menonton musik malam hari. Tapi aku nekat. Diam-diam aku memesan tiket tanpa memberi tahu Ibu. Saat tiket sudah dibayar aku pun belum jujur kepada Ibu. Beberapa hari kemudian baru aku memberi tahu Ibu jika aku sudah membeli tiket KAHITNA. Dugaanku ternyata benar. Ibu tak memberikan izin.
Sedih, tapi aku tak menyerah. Sehari sebelum pertunjukkan aku menulis surat “permohonan” kepada Ibu agar diizinkan menonton KAHITNA. Kemudian surat itu aku letakkan di atas tas miliknya karena aku tak berani memberikannya secara langsung.
Hingga hari pertunjukkan izin yang kuharapkan belum juga kudapatkan. Aku pun mulai menyiapkan hati untuk kecewa. Kemudian jam lima sore Ibu bertanya, “Jadi nonton KAHITNA?”. Aku menjawab singkat setengah putus asa, “Emangnya boleh?”.
“Katanya udah pesen tiket, kan kasian uangnya. Ibu juga pengen nonton”. Aku tak mengira Ibu akan menjawa seperti itu. Ia mengizinkanku menonton KAHITNA. Bukan itu saja, ia malah mau menemani nonton KAHITNA. Yes!!. Jangan-jangan sejak awal Ibu juga ingin nonton KAHITNA, hanya saja gengsi ketahuan anaknya ini. Masa ibu sama anak punya idola yang sama, ihihihi.
Akhirnya kesampaian juga nonton KAHITNA. Kenangan pertama kali itu benar-benar sangat membekas. Seperti lagu MANTAN TERINDAH, “yang telah kau buat sungguhlah indah buat diriku susah lupa”. Apalagi saat itu aku merasa dilihatin dan didadain sama vokalis KAHITNA (GR banget gini?!).
Di balik itu semua, ada cerita menarik yang aku anggap sebagai berkah dari Tuhan. Hari saat aku menonton KAHITNA menurut kalender adat Bali adalah hari “kelahiran” untukku atau yang disebut “Hari Otona”. Menurut kepercayaan orang Bali, di Hari Otona itu aku tidak boleh bepergian jauh dan harus melakukan upacara.
Tapi rupanya Tuhan berkehendak lain. Saat itu aku kedatangan “tamu bulanan" sehingga tidak boleh melakukan upacara. Jadilah aku bisa pergi menonton KAHITNA. Inilah yang aku maksud berkah dari Tuhan.
Menjadi soulmateKAHITNA juga berkah bagiku. Kenapa? Karena rasanya beruntung punya idola seperti KAHITNA yang baik dan nggak sombong meski sudah sangat terkenal. Bertemu dengan sesama penggemar KAHITNA juga menyenangkan. Seperti teman atau saudara yang langsung akrab. Padahal belum tentu saling tahu namanya.
Komentar
Posting Komentar