Rumah sederhana milik Budi di Dusun Mangunan, Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, itu tidak terlalu mencolok. Bentuknya hampir sama dengan rumah-rumah lain di sekitarnya. Ukurannya juga tidak terlalu besar. Namun, jika masuk ke dalam rumahnya atau menengok halaman belakangnya, baru akan diketahui bahwa rumah tersebut adalah “pabrik” kerajinan dan cenderamata berbahan kayu.
Budi menamai rumah produksinya itu dengan “Gesang Art”. Jika anda pernah membeli miniatur mobil, sepeda motor atau becak dari sebuah toko cenderamata di daerah wisata, atau suka mengkoleksi benda-benda kerajinan berbahan kayu di rumah, bisa jadi benda-benda itu berasal dari sini.
Sabtu (18/6/2017) sore itu Budi menunjukkan bagian belakang rumahnya yang menjadi tempat produksi Gesang Art. Banyak potongan kayu berukuran kecil dan serbuk kayu menumpuk di sana. Selain itu, ada seperangkat mesin bubut dan peralatan lainnya yang terlihat kokoh.
Mesin-mesin itulah yang digunakan oleh Gesang Art untuk membuat cenderamata dan kerajinan dari kayu seperti miniatur kendaraan, gelang, kalung, gantungan kunci, ketapel, yoyo dan lain-lain.
Budi lalu mencontohkan bagaimana ia membuat kerajinan dengan mesin-mesin tersebut. Mula-mula ia mengambil kayu berukuran kecil dan memotongnya menggunakan mesin pemotong. Setelah itu ia menghidupkan mesin lainnya dan mulai membentuk yoyo dari potongan kayu. Meski wajahnya serius, tapi tangannya terlihat santai dan cekatan menyesuaikan posisi potongan kayu pada mesin.
Hanya kurang dari 15 menit, potongan kayu yang semula tak berbentuk sudah berubah menjadi yoyo. Nantinya yoyo tersebut masih perlu dihaluskan dan dicat sehingga siap dipasarkan atau dimainkan.
Budi sudah menekuni usaha kerajinan kayu sejak tahun 2002. Awalnya ia hanya mengikuti jejak sang ayah. Tapi kemudian ia semakin mantap untuk mengembangkan diri dan kreativitas dengan membuat aneka kerajinan kayu.
Bersama Gesang Art, pria 35 tahun tersebut mampu membuat aneka macam kerajinan kayu sebagai cenderamata. Ukurannya mulai dari yang kecil hingga yang besar. Mulai dari yang bentuknya sederhana hingga yang berdesain rumit.
Gesang Art memproduksi kerajinan kayu berdasarkan pesanan maupun atas inisiatif sendiri untuk dipasarkan. Bahan kayu yang digunakan juga mengikuti permintaan konsumen atau menyesuaikan kayu yang diterima. Semua bisa disesuikan oleh Budi. Tapi menurutnya pemesan dari kalangan perusahaan biasanya memesan produk kerajinan kayu yang ukurannya besar dengan desain khas yang berbeda dengan produk massal.
Sebagian kerajinan kayu yang dibuat oleh Budi dan Gesang Art. |
Miniatur mobil, vespa dan becak produksi Gesang Art. |
Untuk menjalankan Gesang Art, Budi merekrut tiga orang pekerja. Namun, seringkali ia menambah jumlah pekerjanya saat mendapat banyak pesanan.
Kini produk Gesang Art sudah dipasarkan hingga ke luar daerah. Beberapa pelanggannya berasal dari kota-kota besar seperti Jakarta. Bahkan, akhir-akhir ini Budi cenderung memasarkan produk Gesang Art untuk pasar luar Yogyakarta.
Meskipun demikian, benda-benda kerajinan dan cenderamata buatan Gesang Art tetap bisa dijumpai di Yogyakarta, terutama di obyek-obyek wisata di daerah Mangunan. Apalagi, sejak dikembangkannya Desa Wisata Kaki Langit Mangunan pada 2014. Produk Gesang Art melengkapi daya tarik desa wisata tersebut. Budi menyediakan beberapa cenderamata dan benda kerajinan di rumahnya agar wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Kaki Langit bisa langsung membeli dari Gesang Art.
Meski stok yang disediakan tidak terlalu banyak karena diutamakan untuk memasok pesanan dari luar daerah, tapi Budi memberikan harga yang lebih murah kepada wisatawan yang datang langsung ke Gesang Art. Mainan berupa miniatur mobil, becak dan sepeda motor dijual hanya seharga Rp15000 setiap buahnya. Padahal di toko oleh-oleh dan cenderamata, produk tersebut biasa ditawarkan dua hingga tiga kali lipatnya.
Sebuah mainan Yoyo di Gesang Art juga dijual Rp2500 per buah. “Iya memang segitu harganya di sini. Kalau sudah di luar jadi berapa saya tidak tahu pastinya”, jawabnya menegaskan harga cenderamata buatan Gesang Art.
Sayangnya saat ini Budi belum tertarik memanfaatkan media sosial dan internet untuk mempromosikan produk-produk kerajinan dan cenderamata Gesang Art. Umumnya pembeli dan pelanggan produk Gesang Art datang atau menghubunginya secara langsung. Padahal, dengan teknologi tersebut bukan tidak mungkin pasar yang bisa dijangkau semakin luas dan nama Gesang Art bisa lebih dikenal.
Komentar
Posting Komentar