Baru saja pulang dari supermarket. Tujuan awalnya adalah beli obat ke apotek, hari ini agak demam. Tapi entah kenapa tiba-tiba belok arah dan masuk ke supermarket. Di dalam saya merasa ada yang salah tapi gagal mengingat kalauseharusnya ke apotek. Sebabnya di dalam supermarket pengeras suara mengalunkan lagu kesukaan saya. Mungkin pengelola tahu saya yang datang belanja malam ini lalu sehingga memutarkan Andai Dia Tahu. Selanjutnya layaknya orang belanja, saya mengambil keranjang lalu menyusur lorong singgah ke beberapa rak sambil ikut bergumam menirukan lirik lagu manis itu. Satu demi satu barang saya ambil termasuk susu. Selanjutnya menuju freezer, spontan mengambil sebuah wadah kecil berisi sayuran padahal tak pernah ada niat sekalipun belanja sayuran. Tapi akhirnya sayuran itu masuk juga ke keranjang. Pulang dari supermarket saya baru ingat kalau tempat yang seharusnya saya datangi adalah apotek dan obat adalah yang harus saya beli. Tapi hari sudah malam, sudah jamnya tidur dan tak tahu esok sayuran ini akan saya masak apa.
Alkisah, gara-gara “salah pergaulan" saya dibuat penasaran dengan Milo Cube. Akhirnya saya ikutan-ikutan membeli Milo bentuk kekinian tersebut. Milo Cube (dok. pri). Oleh karena agak sulit menemukannya di swalayan dan supermarket, saya memesannya melalui sebuah marketplace online . Di berbagai toko online Milo Cube dijual dengan harga bervariasi untuk varian isi 50 cube dan 100 cube. Varian yang berisi 100 cube yang saya beli rentang harganya Rp65.000-85.000. Pada hari ketiga setelah memesan, Milo Cube akhirnya tiba di tangan saya. Saat membuka bungkusnya saya langsung berjumpa dengan 100 kotak mungil dengan bungkus kertas hijau bertuliskan “MILO” dan “ENERGY CUBE”. Ukurannya benar-benar kecil. Satu cube beratnya hanya 2,75 gram, sehingga totalnya 275 gram. Milo Cube yang sedang digandrungi saat ini (dok. pri). "Milo Kotak", begitu kira-kira terjemahan bebas Milo Cube (dok. pri). Tiba saatnya unboxing . Milo Cube ini berupa bubu
Komentar
Posting Komentar