Saya
baru saja tiba di muka pintu kamar ketika seberkas cahaya jingga tiba-tiba
menempa dinding di dekat tangga menuju lantai 2. Tak menunggu lama saya segera masuk
ke dalam kamar, menghidupkan lampu, membuka sebuah kotak, mengambil isinya lalu
berjalan cepat meniti tangga ke atas.
Di
lantai dua saya menyisir menuju tempat jemuran. Berjalan hati-hati di antara
lantai dan atap rumah kos, saya segera menatap ke depan, mengarahkan kamera dan
sesaat kemudian satu, dua, tiga, empat foto saya dapatkan.
Sejenak
saya menyudahi aktivitas memotret. Adzan maghrib berkumandang. Untuk sekian
detik mata saya terpaku telanjang menatap langit di depan. Agak menghadap ke atas
saya melempar senyum untuk senja. Subhan’Allah, indahnya.
Warna
bitu bergradasi di bagian atas menimpa jingga dan merah yang bercampur tak
beraturan. Lalu ada biru lagi yang lebih muda, di bawahnya ada jingga dan merah
yang lebih tua. Semua warna itu berserakan di atas langit di depan saya.
Rumah-rumah kos, gedung tinggi dan sejumlah bangunan lainnya seketika gelap
membentuk siluet senja yang cantik, sebuah komposisi pemandangan manis tercipta.
Bentangan kabel dan ujung antena memperindah semuanya.
Tak
berapa lama sapuan warna berubah menjadi lebih tua dan semakin tua. Semuanya berlangsung
cepat. Tak ingin kehilangan senja, saya kembali mengarahkan kamera. Beberapa
detik kemudian hitam menyapu senja. Bersyukur semua keindahan tadi telah
membeku terekam di dalam kamera pribadi. Namun senja di langit Yogyakarta tadi terlalu indah untuk dinikmati sendiri. Inilah keindahan senja di Yogyakarta hari ini yang hanya
berlangsung sekitar 3 menit.
Yogyakarta
memang istimewa bahkan di atas langitnya pun senja terlukis indah begitu saja.
*Jogja, 17/9/2013
Komentar
Posting Komentar