Ketika melihat foto di atas saya menyimpan
senyum untuk sebuah hal yang boleh jadi tak banyak yang tahu dan memang hanya
orang-orang dapur dan beberapa saksi mata yang mengerti apa saja yang terjadi
selama “makanan” itu dibuat dan disajikan. Baiklah mari kita coba simak
perjalanan kreatif tim masak dalam meramu “aneka bahan” hingga akhirnya
semuanya masuk ke dalam perut peserta.
silakan artikan sendiri makna ekspresi salah satu juru masak di atas |
Berkali-kali atau mungkin sepanjang proses
memasak, dapur cukup “ramai” dengan histeria beberapa wanita yang mengklaim
diri mereka jagoan masak. Sesekali mereka menampilkan keahlian mengiris bawang
dan sayuran meski sebenarnya standar banget sih. Hanya karena mereka mengklaim
jago masak maka semuanya pun pura-pura terpana, demi menyenangkan hati mereka
saja ^^. Sementara sebenarnya beberapa orang yang kebetulan sepanjang itu
menyaksikan mereka beraksi hanya berdoa semoga makanan yang disajikan nantinya
tak membuat petugas P3K kewalahan. Saya bahkan sempat berseloroh kepada para
pemasak dan semua yang ada di dapur agar selama para peserta dan panitia makan,
yang lain harus bersiaga menyiapkan P3K, minimal obat sakit perut.
Camp saat itu sangat sepi, seluruh peserta
ada di bawah bersama sebagian panitia. Hanya para wanita yang mengaku pandai
memasak itu dan kami para “pengawas” yang ada di dapur. Ini bukan masalah gula
pasir yang tertukar garam, cabe yang terlalu banyak atau mie matang dan mie
mentah yang dicampurkan demi mempercepat waktu. Bukan itu, tapi tentang sesuatu
yang agak menggelikan untuk saya ceritakan ulang dan khawatir akan “melukai
perasaan” para juru masak hebat yang dimiliki BiOSC ^^b. Secara pendek mari
kita bayangkan apa jadinya jika ada benda-benda yang tidak seharusnya dipakai
untuk memasak tapi dengan sangat manis digunakan untuk menyiapkan hidangan
kemarin ?. Apa jadinya jika “benda-benda” yang tidak seharusnya ada di makanan
tapi ikut menjadi bahan yang membumbui masakan?.
Tapi sepertinya itu tak menjadi soal ketika melihat semuanya dengan cepat dan lahap bisa menghabiskan
makanannya. Syukurlah kekhawatiran saya tidak terbukti, tak ada yang teriak minta
obat sakit perut kepada P3K. Berarti makanannya memang (mungkin) “enak”. Namun
demikian saya perlu menyampaikan sebuah fakta bahwa sebagian juru masak kemarin
adalah mereka yang tahun lalu di acara yang sama mencetak prestasi hebat, yakni
gagal membuat telur dadar. Dan beruntung Amalina tak ikut memasak kali ini
karena dia bahkan gagal membedakan minyak goreng dan minyak tanah yang diambilnya di dapur kemarin.
karena dia bahkan gagal membedakan minyak goreng dan minyak tanah yang diambilnya di dapur kemarin.
Akhirnya jika masakan kemarin itu enak dan
itu terpancar dari wajah-wajah bahagia di bawah ini, berarti tim masak BiOSC
memang layak menyebut dirinya jago masak ^^. Namun jika ada yang setelah itu
merasakan aneh di mulut atau untuk beberapa saat perut bergemuruh, maka itu adalah
konsekuensi dari semua ini.
Dalam remang sejumlah rahasia tersimpan |
Tak hanya dalam proses memasak saja hal-hal
ajaib dan super kreatif itu dilakukan oleh para juru masak. Pada tahap
penyajian yang dilakukan secara “rahasia” di dalam tenda pun konspirasi
sesungguhnya terjadi. Ada beberapa rekaman untuk itu, tapi satu video ini
semoga bisa membuka sebagian “proses kreatif” di balik makanan-makanan yang
disajikan kemarin.
Selanjutnya :
Komentar
Posting Komentar