9 tahun sudah saya menyenangi KAHITNA sebagai
sebuah grup yang lagu-lagunya bisa memenuhi selera hati dan telinga saya.
Sepanjang itu pula saya tumbuh sebagai seorang penggemar yang melewati berbagai
fase perkembangan. Saya jelas jauh dari predikat grupies, penggemar
yang setia berada di depan panggung setiap kali idolanya beraksi. Namun
demikian sayapun pernah melalui fase alay sebagai seorang penggemar. Tiga tahun
pertama menjadi soulmateKAHITNA jelas masa-masa di mana saya tampak begitu
freak, mencoreti setiap lembar kertas, tiap bangku dan meja, lalu memutar
lagu-lagu mereka kapanpun dan menyanjungnya di manapun tak kenal kondisi. Juga
mengutip banyak syair lagu KAHITNA sebagai komentar dan beberapa hal lain yang
secara pribadi saya identikkan dengan ekspresi alay seorang penggemar baru.
Lambat tahun bentuk-bentuk ekspresi tersebut
berkurang, namun bukan berarti kekaguman saya pada KAHITNA luntur. Sebagai
seorang penggemar saya mulai memaknai KAHITNA dalam konteks yang sedikit
berbeda dari masa-masa alay. Kecintaan dan kegemaran saya dengan lagu-lagu
mereka tak lagi sebatas liriknya yang manis atau musiknya yang rapi. Tahap
perkembangan ini secara pribadi saya ringkas sebagai tahap di mana setiap kali
mendengar mereka bernyanyi yang saya dengarkan adalah makna dari liriknya,
bukan bunyi pelafalannya. Saya pun mulai mencoba menginterpretasikan lagu-lagu
mereka dalam konteks kehidupan saya maupun orang-orang terdekat saya. Itu
sebabnya beberapa penampilan terakhir KAHITNA yang saya saksikan saya lebih
bisa duduk tenang.
Tapi sesungguhnya bukan itu inti utama dari
catatan kecil ini. Ketika bangun pagi jam 4 tadi, saya justru berniat berbagi
hal lain yang boleh dianggap sebagai bentuk sisa-sisa ke-alay-an saya sebagai
soulmateKAHITNA. Namun demikian hal-hal itu masih menyertai saya hingga kini,
hingga detik ini.
Jika melihat saya mengenakan
kemeja lengan panjang, maka sesungguhnya hal itu memuat unsur pencitraan karena
sebagian citra diri saya lainnya adalah seperti yang ditunjukkan gambar-gambar
di bawah nanti.
Jika selama 9 tahun saya hanya 3 kali ke mall, maka tempat ini hampir bosan saya kunjungi |
Kotak P3K yang selalu wajib dibawa |
Ini untuk pertama kalinya dalam sebuah
tulisan saya akan menyertakan foto diri. Tiga tahun berbagi di blog kompasiana
dan 2 tahun di blog pribadi ini, saya nyaris tidak pernah dan tidak PD untuk
menyertakan foto diri dalam setiap tulisan meski kerap itu bercerita
tentang diri sendiri. Tapi bolehlah untuk menambah catatan 27 Tahun KAHITNA
kali ini, dalam kepercayaan diri yang juga masih belum tinggi, untuk pertama
kalinya saya sertakan foto diri yang mungkin kontras dengan kemeja kesukaan saya.
Penting atau tidak penting, cerita ini
penting untuk menambah arsip cerita di sini ^^.
Komentar
Posting Komentar