“di balik lirik
lagu yang disuka, tersirat curahan hati dan rasa, entah bahagia maupun luka”.
Ungkapan itu sangat sepadan dengan lagu-lagu KAHITNA. Tak perlu susah berkeluh kesan
tentang cinta segitiga yang berakhir parah, orang suka meminjam lagu “Aku Dirimu
Dirinya”. Daripada menceritakan luka lama karena harapan palsu, orang akan
katakan “Cinta Sendiri”. Sementara jika jatuh cinta salah waktu ada lagu “Tentang Diriku” atau cinta yang takkan satu
ada lagu berjudul “Soulmate”. Bagi yang sedang bimbang menjalani cinta beda agama
lagu “Nggak Ngerti” yang mewakilinya.
Dan bagi yang sedang susah move on lagu “Mantan Terindah” adalah soundtracknya.
Namun KAHITNA bukan hanya tentang
cinta yang menyedihkan. KAHITNA juga tentang kisah cinta yang membahagikan. Tak
Sebebas Merpati, Cerita Cinta, Cantik atau Menikahimu sangat pas untuk
menggambarkan indahnya cinta.
Tapi tak sedikit pula yang melabeli KAHITNA
sebagai band cengeng dengan syair yang hiperbolis. Namun sebenarnya KAHITNA tak
memerlukan kalimat hiperbolis untuk menyampaikan setiap makna cinta di
lagu-lagu mereka. Jika pun ada lagu-lagu yang bermakna hiperbolis, boleh jadi
memang demikian efek yang ditimbulkan ketika syair-syair itu dengan sangat pas
dan manis dilagukan oleh KAHITNA.
Grup musik ini bukanlah penembang puisi, tapi
efek dari setiap lagu mereka memang sangat puitis. Diksi mereka tak selalu
manis, namun efeknya sangat romantis dan langsung mengena pada kesempatan
pertama telinga mendengarnya.
Di luar itu semua, membaca
kalimat-kalimat dalam lagu-lagunya, KAHITNA memang terlalu jujur dalam
menyampaikan kisah cinta. Tidak hiperbolis melainkan realistis. Realistis bahwa
cinta kadang tak selalu milik dua orang. Dalam cinta ada aku, dirimu tapi seringkali
juga ada dirinya. Realistis bahwa cinta kadang harus memilih. Cinta yang dirasakan
sudah jadi namun kadang hanyalah hampir jadi. Kalau sudah begini cinta hanya
akan berujung dengan ucapan “mau dikatakan apalagi...”.
Lagu-lagu mereka kadang
memang terdengar hiperbolis. Syairnya pun terdengar sangat romantis dan puitis.
Tapi bagi saya KAHITNA tidak sedang melakukan itu semua. Mereka hanya sedang melagukan
cinta dengan realistis. Bahkan tanpa sisipan puisi sekalipun, musik KAHITNA dan liriknya
selalu mudah mengundang senyum banyak orang, entah senyum yang memancarkan bahagia
maupun yang menyembunyikan luka. Itu semua adalah ringkasan cinta.
Hari ini saya mencoba mendengarkan lagi
seluruh lagu-lagu KAHITNA mulai dari era Cerita Cinta hingga Mantan Terindah.
Mulai dari lagu-lagu mereka yang bernuansa jazz hingga ketika mereka
bertransformasi menjadi band pop. Mencoba menentukan satu lagu yang paling
romantis, mencoba menemukan yang paling hiperbolis dengan kalimat paling
puitis, tapi akhirnya gagal. Saya tak menemukannya. Saya hanya menemukan satu
hal dari lagu-lagu itu, yakni cinta.
Seperti halnya Cerita Cinta yang tak
pernah kehilangan rasa, itulah KAHITNA.
Komentar
Posting Komentar