Hari ini saya mendengar kata itu lagi, Ultrasonografi.
Banyak orang mungkin familiar dengan kata ini sebagai alat periksa perkembangan
kehamilan/janin. Namun itu hanya satu dari sekian banyak kegunaan alat yang
disingkat USG ini.
USG yang saya tahu adalah alat yang memanfaatkan gelombang ultrasonik
untuk menunjukkan gambaran internal bagian tubuh termasuk struktur dan
ukurannya, sehingga dengan alat ini dapat juga diketahui kemungkinan –
kemungkinan ketidaknormalan yang dapat digunakan untuk keperluan diagnosa medis.
Menurut orang-orang yang pernah diperiksa dengan USG, ada pengaruh yang paling
terasa yaitu rasa hangat di bagian yang diperiksa.
Sepanjang hidup sampai saat ini saya belum
pernah merasakan sendiri seperti apa diperiksa dengan USG. Alhamdulillah Tuhan
senantiasa memberi kesehatan dan saat sakitpun saya menjalani perawatan tanpa
harus melewati pemeriksaan USG dan kawan-kawannya seperti MRI.
Namun kenangan akan USG sangat membekas bagi
saya. Dua kali saya mengantar 2 wanita yang berbeda menjalani pemeriksaan itu.
Keduanya didera penyakit berbeda.
4 tahun lalu di atas kursi roda seorang
wanita berwajah sayu namun keras terkulai lemas di atas kursi roda. Saya ingat,
waktu itu jam hampir menunjuk pukul 11 siang. Saya dan seorang suster
mengantarnya melewati lorong sebuah rumah sakit menuju ruang pemeriksaan USG. Kami
sampai namun agak lama kami menunggu sampai akhirnya pemeriksaan dimulai. Ia
masuk dan menjalani pemeriksaan. Sementara saya di luar menunggu cemas,
berjalan bolak-balik di muka pintu dan saat merasa capek lalu bersandar di
dinding. Tapi tak lama kemudian kembali mondar mandir di depan pintu. Dan saat
capek lagi, saya iseng duduk di kursi roda, maksud hati ingin merasakan
bagaimana duduk di atas kursi roda, ternyata tidak enak.
4 tahun berlalu, saya tak tahu lagi kabarnya,
apa masih ada raut sayu di wajahnya. Sayu, begitulah saya menyebut rona
wajahnya, entah saat sakit ataupun sehat, Namun yang saya mengerti usai operasi beberapa
hari setelahnya ia telah sehat kembali. Kini saya tak tahu lagi tentang dia,
ada di mana dan sebagainya.
Suatu hari Ibu sakit. Kebetulan sekali hari
itu saya sedang di rumah. Dan seperti biasa saya adalah orang yang paling panik
jika ada anggota keluarga yang jatuh sakit. Maka malam itu juga mobil kami
meluncur menuju UGD. Saya ingat, malam itu UGD tampak ramai, Ibu harus menunggu
agak lama hingga mendapat giliran periksa dan beberapa jam kemudian baru
dipindahkan ke bangsal.
Sehari berlalu, jelang pukul 9 pagi, Ibu
dijadwalkan menjalani pemeriksaan USG. Saya dan adik mengantar Ibu. Lagi-lagi
sebuah kursi roda. Lagi-lagi harus menunggu agak lama hingga akhirnya Ibu masuk
ke ruang pemeriksaan USG.
Dua wanita, dua malam, dua rumah sakit, dua
kursi roda, dua USG, 2 cerita.
Komentar
Posting Komentar