Tulisan ini ada sesaat
setelah saya menonton Metro TV dan terpana menatap Raisa di sana. Saya terpana bukan
saja karena paras cantik Raisa yang anggun mengenakan gaun pramugari serba putih atau suaranya yang merdu serta lagunya yang bagus, namun juga karena tata panggungnya yang simple namun mewah. Lebih
dari itu balutan musik pengiring yang dibawakan secara live oleh orkestra di
belakangnya.
Bergizi. Begitulah saya menyebut pertunjukkan musik
Deluxe Simphony di Metro TV. Program musik Deluxe Simphony yang menampilkan
Raisa itu adalah edisi yang kedua setelah yang pertama ditayangkan 8 April
lalu. Edisi berikutnya tak kalah dahsyat karena menghadirkan penyanyi idola
saya Hedi Yunus dan Rita Effendy yang keduanya adalah vokalis & eks vokalis
KAHITNA.
Meski merupakan
program musik baru di Metro TV, Deluxe Simphony bukanlah acara musik dengan
kemasan orkestrasi yang pertama dibuat & ditayangkan di TV Indpnesia. Saya
yakin yang menyimak Deluxe Simphony Metro TV akan mengingat dan
membandingkannya dengan acara serupa yakni Harmoni yang tayang lebih dulu di
SCTV.
Benar, Deluxe
Simphony Metro TV adalah kembaran (kalau tidak boleh disebut sebagai saingan)
dari Harmoni SCTV. Konsep yang diusung kedua acara tersebut boleh dikatakan
sama. Bahkan otak kreatifnya yakni komposer Andi Rianto adalah orang yang ikut
berjasa melambungkan pamor Harmoni SCTV sebelum akhirnya dipinang Deluxe
Simphony Metro TV.
Namun kali ini
apresiasi tidak saya berikan kepada Deluxe Simphony atau Andi Rianto. Bukan
karena tak bagus, justru karena sudah terbukti dan diakui berkualitas maka saya
lebih tertarik untuk mengamati yang lain yakni image yang mulai dibentuk oleh
Metro TV.
Setahun terakhir jika
kita cermati acara-acara di Metro TV ada sebuah kecenderungan bahwa staisun TV
yang selama ini dikenal kuat sebagai TV berita ini mulai melakukan image forming baru. Bukan lagi hanya
ingin dikenal sebagai saluran berita, namun Metro TV mulai menempatkan musik
sebagai bagian dari acara mereka.
Sebelumnya Metro TV
hanya memiliki satu program khusus musik yakni Zona Memori yang khusus menampilkan
artis-artis “lama” dengan hits-hits kenangan. Program acara ini akhirnya “tutup
buku” tahun ini. Namun rupanya itu menjadi awal dari sebuah image forming baru yang ingin dirintis
oleh Metro TV.
Masih segar dalam
ingatan saat tahun lalu Metro TV menjadi media partner untuk Konser 25 Tahun
Cerita Cinta KAHITNA. Konser musik grup band ini boleh dikatakan menjadi konser
terbesar sepanjang tahun 2011. Kesuksesannya bahkan mengalahkan konser Justin
Bieber. Padahal konser KAHITNA dan Justin Bieber digelar oleh promotor yang
sama. Saat itu Metro TV dua kali menyiarkan ulang Konser 25 Tahun Cerita Cinta KAHITNA
masing-masing selama 2 jam. Bukan hanya itu Metro TV juga membuat beberapa
program khusus sebagai pendahuluan konser tersebut. Penggemar KAHITNA
benar-benar dimanjakan oleh Metro TV tahun lalu.
Usai menyiarkan
Konser 25 Tahun Cerita KAHITNA, Metro TV kembali menyiarkan konser musik Beta
Cinta Indonesia, sebuah pertunjukkan kolosal memperingati 4 dekade kiprah Guruh
Seokarno Beberapa pertunjukkan musik lain menyusul seperti Jazzy Voice dan Konser Chrisye 2012 Kidung Abadi yang disiarkan 3 kali.
Arah pembentukan
image baru Metro TV semakin kuat terasa ketika memasuki awal tahun 2012 stasiun TV
milik Surya Paloh ini meluncurkan 2 program talkshow musik & seni sekaligus
yakni IDENESIA dan MUSIK +. Uniknya kedua acara tersebut dibawakan dan dipandu
oleh 2 ikon musik Indonesia. IDENESIA, meski tidak hanya mengangkat tentang
musik, namun acaranya tak pernah lepas dari unsur musik. Hal ini karena
IDENESIA dirancang khusus untuk dibawakan oleh Yovie Widianto, komposer
sekaligus pencipta lagu ternama yang juga leader grup band KAHITNA.
Jika IDENESIA menjadi
milik Yovie, maka Musik + menjadi panggung Ahmad Dhani, pencipta dan produser
yang namanya tak kalah dengan Yovie Widianto. Pemilihan kedua tokoh
musik ini menurut saya sangat menarik dan cerdik.
Ahmad Dhani dan Yovie Widianto dikenal mempunyai akar musik yang berbeda. Tak
hanya itu, Ahmad Dhani bahkan beberapa kali melempar kritik kepada musik dan
lagu-lagu Yovie yang dinilainya cengeng dan hanya cocok untuk didengarkan kaum
wanita. Namun kali ini Metro TV merangkul keduanya meski dalam program yang
berbeda dan terpisah. Belakangan Musik+ mengalami perubahan dengan tidak ada
lagi Ahmad Dhani di sana. Perannya diganti oleh beberapa musisi yang silih
berganti tampil. Sementara itu IDENESIA semakin berkibar bersama Yovie
Widianto dengan pilihan tema yang variatif.
Selera musik Metro TV
rupanya tak sebatas itu. Metro TV pantas diacungi jempol karena cukup selektif
dalam menyusun program musiknya. Ini terlihat dari musisi yang dimunculkan
adalah nama-nama yang kualitasnya tak diragukan lagi. Tak cuma itu pendatang
baru yang berani menantang mainstream juga tampil di sini. Sebaliknya boyband
dan girlband yang banyak berceceran serta band-band prematur yang ramai dielu-elukan di acara musik
pagi beberapa stasiun TV belum dilirik oleh Metro TV.
Metro TV tampaknya
serius mengusung musik sebagai bagian dari acara-acara mereka. Bukan hanya
konser besar yang mereka siarkan namun juga pertunjukkan musik live. Simak saja
acara news pagi mereka yang bertajuk 8-11. Hampir di tiap episode acara
tersebut selalu disisipi pertunjukkan musik langsung dari penyanyi solo hingga
band. Bukan hanya 8-11 news, program news siang mereka Wide Shot juga
dikemas sebagai program yang turut menampilkan pertunjukkan musik dan seni
secara langsung. Maka tak heran jika
saat ini kita menyaksikan program-program berita di Metro TV sekaligus akan
disuguhi pertunjukkan-pertunjukkan musik bergizi dari Barry Likumahuwa Project
hingga Endah & Rhesa.
Metro TV, stasiun
berita yang dulu dikenal kaku dan minim hiburan kini perlahan bertransformasi
sebagai televisi yang dinamis dengan memadukan program News, Talkshow &
Music. Dan 14 Juli 2012, mereka akan
kembali memanjakan mata dan telinga kita dengan sebuah konser musik bergizi tinggi. Konser 26 Tahun KAHITNA untuk Sahabat akan tayang di TV ini
malam Minggu besok pukul 19.05 WIB.
Komentar
Posting Komentar