1 Juni 2012. Keluar kampus dengan buru-buru,
saya menuju jalan Diponegoro Yogyakarta. Waktu itu siang sudah berlalu
sementara senja sedang menunggu. Di punggung tas hitam masih menggantung,
isinya kertas yang menggunung. Kemeja merah marun juga belum berganti, sepatu dan celana
panjang pun demikian. Hanya kemeja luar warna hitam yang saya lepas, panas.
Sejam berlalu saya sudah berada di dalam
mobil yang akan membawa saya menuju kota Semarang. Saat mulai memasuki wilayah
Magelang saya bertanya kepada sopir akan sampai jam berapa di Semarang nanti.
Jawabannya agak mengejutkan karena pak sopir tak bisa memastikan, ia
memprediksi akan terjadi macet di jalan nanti.
Satu setengah jam lewat dan prediksi itu
nyata adanya. Di ujung kota Magelang macet menjebak kami dan hingga maghrib
berlalu kami hanya bergerak beberapa meter saja, sementara teman-teman saya mba
Reni, mba Linda dan Acit sudah lebih dulu sampai di Semarang sedari pagi. Saya
apa kabar ??. Jangankan berangkat pagi, kepastian berangkat ke Semarang saja
baru saya putuskan beberapa jam jelang berangkat buru-buru tadi. Maka saat
sopir berkata macet pasti akan terjadi saya sudah menyiapkan diri untuk
terlambat setidaknya sejam walau akhirnya meleset. Saat tahu pasti akan
terlambat hadir di konser yang sepengetahuan saya dimulai jam 20.00, saya segera mengirim pesan ke teman-teman tadi bahwa saya mungkin akan tiba pukul 20.30 dan tak usah ditunggu.
Macet menuju Semarang... |
Tak lama kemudian saya mendapat kabar kalau
konser ternyata baru akan dimulai pukul 21.00. Namun itu tetap saja bermasalah
bagi saya karena pasti tak ada waktu untuk istirahat, mandi atau makan lebih
dulu. Dan ini menjadi kebiasaan saya setiap nonton KAHITNA : “datang mepet” !!.
Lewat pukul 19.00 saya sudah berada di
Kabupaten Ungaran dan itu artinya masih 1,5 jam lagi untuk bisa tiba di venue
konser. Itupun kalau lancar.
Akhirnya persis menjelang pukul 20.30 saya
tiba di muka hotel Horison.
Turun dari mobil seorang petugas hotel
langsung menanyai saya : “mau nonton Konser KAHITNA, mas ?”. Apakah muka saya KAHITNA
banget ?. Atau malah pipi saya mengeluarkan huruf bercahaya bertuliskan “KAHITNA
?”. Sedemikian hingga orang itu langsung bisa menebak apa yang ada di kepala
saya.
Kaget saya ketika mendengar penjelasan
petugas Hotel tadi. Ternyata venue konser ada di lantai 7 !. Konser di
ketinggian ??. Jadi Krakatau Ballroom itu ada di lantai 7. Saya fikir gedung
konser itu akan berada di lantai 1.
Tapi bukan itu yang membuat saya kesal. Ternyata
saya tidak diizinkan masuk melalui hotel, artinya dilarang naik melalui lift
hotel. Petugas menyuruh saya untuk masuk lewat gedung sebelah.
Dengan buru-buru saya menuju gedung sebelah,
sebuah tulisan terpajang jelas di dinding “Bucherry”. Saya pun masuk ke dalam
dan menjumpai isinya ternyata kios penjual HP dan barang elektronik seperti
halnya Jogjatronik di Yogyakarta. 10 menit mencari lift dan tidak menemukannya akhirnya
saya pun menaiki ekskalator ke lantai 2. Di sini saya berkeliling lagi dan tak
menemukan lift juga. Saya lalu bertanya kepada seseorang. Menurut dia untuk sampai
ke Krakatau Ballroom saya harus naik dari Hotel Horison !!. Huuftt..apa-apaan
ini ??.
Saya turun kembali ke lantai 1 dan langsung
keluar dari Bucherry. Di luar saya bertanya kepada tukang parkir. Di sinilah
kesalahan saya terbaca. Kuping saya khilaf, saya mencoba mengingat-ngingat lagi
perkataan petugas hotel sebelumnya. Ternyata tadi saya salah masuk gedung. Untuk
naik ke Krakatau Ballroom saya harus naik dari lift di Matahari. >.<... BUKAN
Bucherry. Dan parahnya Bucherry dan Matahari letaknya bersebelahan dan sama –
sama ada di samping Hotel Horison. Untunglah saya Pria Baik-Baik jadi tidak
menyalahkan orang lain.
Lantas salah siapa ???.Sudahlah, lupakan.
Saya menuju Matahari melalui pintu samping.
Di dalam saya bertanya ke penjual teh di mana saya bisa menemukan lift ke
lantai 7.
Lift ketemu. Tapi cobaan masih berlanjut.
Dari 2 pintu lift yang ada ternyata yang berfungsi cuma satu. Dan parahnya satu
lift yang tersisa traffic nya cukup
padat. Saya pun memutuskan naik melalui ekskalator. Dari lantai 1 saya tiba di
lantai 2, lalu berjalan memutar untuk naik eksalator menuju lantai 3. Sampai di
lantai 3 saya memutar jalan lagi untuk naik ekskalator ke lantai 4 dan
seterusnya saya akhirnya sampai di lantai 6.
Lantai 6 ternyata lantai buntu. Sepi dan tak
ada ekskalator kecuali tangga yang gelap di sudut lantai. Mau tak mau saya pun
menanti lift terbuka di lantai 6 untuk dapat ikut naik ke lantai 7 dan itu
membutuhkan waktu lumayan lama. Sekali lagi, lift cuma ada satu dan digunakan
untuk naik turun dalam waktu bersamaan.
Pintu lift terbuka sayapun masuk dalam.
Beberapa detik kemudian pintu terbuka lagi, saya tiba di lantai 7.
Lantai 7 inilah tempat Krakatau Ballroom
berada. Begitu melangkah saya mendapati suasana sudah hampir sepi. Hanya ada
beberapa polisi dan petugas konser dengan seragam HATI berputar-putar di sana.
Sedikit penonton masih keluar masuk. Ada yang menukarkan tiket, ada pula yang berfoto
bersama poster KAHITNA. Sementara saya ??. Pegal kaki ini setelah 5 jam di
dalam mobil, saya pun bersandar pada tiang di muka pintu VVIP. Saya menanti
teman-teman yang sudah ada di dalam ballroom. Mereka sedang ada di
backstage sementara saya berdiri manis di luar menanti mereka keluar membawakan
tiket untuk bisa masuk.
Akhirnya 20 Menit kemudian saya berjumpa dengan mba
Reni, mba Linda dan Acit. Saya segera masuk dan menjumpai tempat kelas tiket saya menonton lumayan lengang,
tak banyak terisi. Tapi di tengah dan di depan panggung penonton lumayan
banyak meski tidak penuh.
Di dalam penonton disuguhi video persiapan
konser HATI jilid satu di Surabaya 14 Februari lalu. 10 menit kemudian lampu ballroom
meredup. Pengumuman prosedur evakuasi bencana dan tata tertib penonton konser
diumumkan.
Musik intro terdengar. Dua layar raksasa di
samping kanan dan kiri panggung menyala. Ratusan kelopak mawar berguguran di
sana. Bersamaan dengan itu overture instrumentasi medley lagu-lagu KAHITNA
diputar diiringi pemutaran foto-foto KAHITNA dari masa ke masa.
Akhirnya nama KAHITNA terukir di kedua layar
besar. Disusul logo konser HATI. Pertunjukkan pun dimulai.
bersambung....
Komentar
Posting Komentar