Baru kemarin kita bertukar sapa. Waktu itu juga tengah gerimis, mirip sekali dengan hujan malam ini.
“Hai, sakit apa lagi kamu ?”. Kau pun hanya meringis kecil. “Hehehe..sakiiit..”.
Di sudut ruang itu, di bawah cahaya lampu putih, kau nampak sayu. Namun tak sedikitpun ku lihat keangkuhan luntur dari rona wajahmu.
Wajah sayumu tampak sedang merana.
Tapi kau tetap saja seperti yang dulu.
Tentu saja sudah lama. Dan kau masih sama dengan kau yang malam “dulu” itu.
Tiada basa-basi panjang, tak ada salam khusus bagi pertemuan itu. Tapi ada tatap yang sama dalam bola mata mu yang bulat, besar dengan kantung mata yang menggemaskan. Ada senyum yang sepertinya selalu kau siapkan untuk menunjukkan pada siapapun yang melihatmu bahwa kau tidak lemah, bahwa kau masih sanggup terbang meski sebelah sayapmu terkulai di pembaringan, dililit selang-selang dan ditusuk jarum-jarum panjang itu.
“Aku tetap hebat, kan ? ”. Itu yang terbaca dari senyummu.
Kau memang hebat, itu menurutku, karena setelah itu apa yang kau buat kembali membuatku susah lupa.
Malam ini, rintik hujan yang mereda dan membasahi bangku ini menemaniku menatap tempat itu. Tempat di mana kita pernah saling berbagi sapa dan bertukar cerita. Kini, kita tak sedang saling bertemu.
Pernah aku berfikir ini tak mungkin
Namun kau datang lagi membutakan aku
Apa maumu ?
Bermain dengan hatiku
Kau beri harapan untuk kau remukkan
Kau tahu aku hingga kubiarkan hati kau hancurkan
Berulang kali"
Selamat malam, Non.
Komentar
Posting Komentar